Sejarah

MAKNA LOGO


1. Perisai Berbentuk Segi Lima

Melambangkan Dasar Negara Pancasila, yang menjadi landasan moral dan pedoman hidup bagi setiap anggota Ambalan. Bentuk perisai juga menggambarkan keteguhan dan perlindungan diri dalam menghadapi tantangan zaman.

2. Warna Merah dan Putih

Warna merah melambangkan semangat, keberanian, dan perjuangan, sedangkan putih melambangkan kesucian, keikhlasan, dan ketulusan.
Keduanya menjadi simbol bahwa anggota Ambalan harus berjuang dengan semangat yang membara namun tetap dilandasi hati yang bersih.

3. Tiga Bintang

Tiga bintang menggambarkan iman, ilmu, dan amal sebagai landasan utama kehidupan seorang Pramuka Penegak.
Selain itu, tiga bintang juga melambangkan Tuhan, manusia, dan alam, yang harus dijaga keselarasan dan keharmonisannya.

4. Tali Bersimpul dan Anyaman Ungu

Tali berwarna ungu melambangkan persaudaraan dan kekompakan antaranggota Ambalan.
Simpulnya menunjukkan kesetiaan dan ikatan kuat antara Ambalan Hamka dan Hj. Rasuna Said, yang tidak mudah terlepas oleh waktu maupun perbedaan.

5. Dua Tunas Hitam di Kiri dan Kanan

Melambangkan putra dan putri Ambalan yang tumbuh dan berkembang bersama.
Warna hitam menggambarkan keteguhan, kekuatan, dan ketegasan sikap, sedangkan tunasnya bermakna generasi muda yang siap tumbuh menjadi pemimpin masa depan.

6. Buku Terbuka

Buku terbuka melambangkan ilmu pengetahuan dan semangat belajar.
Ini menggambarkan tekad Ambalan untuk selalu berpikir kritis, haus akan pengetahuan, dan menjadikan pendidikan sebagai dasar pengabdian kepada masyarakat.

7. Kompas (Bintang Arah)

Melambangkan petunjuk dan arah kehidupan agar setiap langkah anggota Ambalan tetap berada di jalan yang benar, sesuai dengan nilai kepramukaan dan ajaran agama.
Kompas juga menandakan bahwa Ambalan Hamka – Hj. Rasuna Said selalu siap menjadi penunjuk arah bagi sesama.

8. Tulisan 04.013 – 04.014

Merupakan nomor gugus depan MAN 2 Kota Cirebon, yang menjadi identitas resmi Ambalan di bawah naungan Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kota Cirebon.

9. Tulisan HAMKA – HJ. RASUNA SAID

Menandakan nama Ambalan putra dan putri, yang diambil dari dua tokoh besar bangsa Indonesia.
Buya Hamka melambangkan intelektualitas, keteguhan iman, dan perjuangan dengan ilmu, sedangkan Hj. Rasuna Said melambangkan ketegasan, keberanian, dan semangat perjuangan perempuan.
Keduanya menjadi inspirasi bagi anggota Ambalan dalam menapaki jalan pengabdian dengan akhlak, kecerdasan, dan keberanian.


PUSAKA ADAT

Pedang Samurai – Pusaka Ambalan Hamka (Putra)

Makna Filosofis:
Pedang Samurai melambangkan kehormatan, keteguhan, dan kedisiplinan.
Sebagaimana seorang samurai menjunjung tinggi kode kehormatan (Bushido), demikian pula anggota Ambalan Hamka harus menjunjung kejujuran, tanggung jawab, dan keberanian dalam setiap tindakan.

Pedang juga menjadi simbol ilmu dan kebenaran — tajam dalam berpikir, tepat dalam bertindak, dan siap menegakkan kebenaran dengan cara yang terhormat.
Sama seperti Buya Hamka, yang dengan pena dan pikirannya berjuang menegakkan nilai-nilai Islam dan kemanusiaan, pedang menjadi lambang kekuatan akal, bukan sekadar kekuatan fisik.

Nilai yang terkandung:

  1. Keteguhan hati dalam memperjuangkan kebenaran.
  2. Kedisiplinan dan kehormatan diri.
  3. Kecerdasan dalam bertindak dan berkata.

Kipas – Pusaka Ambalan Hj. Rasuna Said (Putri)

Makna Filosofis:
Kipas melambangkan ketenangan, kelembutan, dan kebijaksanaan dalam membawa perubahan.
Meski lembut gerakannya, kipas mampu menyejukkan dan memberikan keseimbangan — sebagaimana perjuangan Hj. Rasuna Said yang penuh ketegasan dan kecerdasan, namun tetap anggun dan santun.

Kipas juga menggambarkan perjuangan tanpa kekerasan, namun memiliki kekuatan besar dalam kata, pikiran, dan pengaruh.
Dengan kipas, setiap langkah putri Ambalan Rasuna Said diharapkan menjadi angin perubahan yang menyejukkan, membawa semangat keadilan dan emansipasi perempuan.

Nilai yang terkandung:

  1. Kelembutan yang penuh kekuatan.
  2. Kecerdasan dalam menyuarakan kebenaran.
  3. Keanggunan dalam perjuangan dan keteguhan dalam prinsip.